Sabtu, 22 Oktober 2022

" Kebiasaan "



Teringat dulu pas saya masih menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Ketika hari pertama lebaran tiba ibu selalu bangunin jam 4 (empat) subuh, untuk mandi di sungai dengan macam racikan daun yang telah ibu olah ('ie Lime). 

Akan selalu teringat ketika dulu saya pernah bertanya "Bu, kenapa kita harus mandi air ini ?, Kan kita sudah punya shampoo !" Tanyaku dalam keramaian di sungai.

Tidak menunggu lama, ibu langsung mengambil pandangan orang-orang di sungai yang melotot melihat ku.

"Ssssssstttt,,, jangan bertanya yang tidak-tidak. Sudah, mandi yang cepat nanti sudah dingin sekali disini".

Seiring waktu berjalan Cultural yang dulunya melekat kini menghilang entah karna belum matang pelekatan itu pada anak-anak yang sebayaku untuk melanjutkan kebiasaan itu, atau mungkin dipengaruhi peradaban manusia yang semakin canggih dan berkembang. Waktu yang terlalu cepat atau orang-orang mulai sadar ?



Lhueng_Asan, Selasa_3_Mei_2022

Catatan_Juanda


Rabu, 19 Oktober 2022

Kampung Pengabdian part 1



Pada tanggal 17 Mei 2022 tepatnya pada pukul 09:30 kami berangkat melaksanakan tugas tanggung jawab sebagai fungsi dari pada mahasiswa. Kami bersorakan dan berfoto dan bervideo bersama untuk mengabdikan moment yang kami lalui pada hari ini. 

Diperjalanan kami merasa tegang karena mobil yang kami naiki mantan pembalap....hehehehe. gunung demi gunung kami lewati, ada hal yang mungkin kami tidak bisa kami lupakan yaitu penyalipan mobil yang mana para peserta KPM bersorak atas kekencangan mobil mereka naik bersama ketakutan yang menghantui disepanjang jalan

Abg sopir kami tidak kalah lihainya di dalam mengemudi seolah-olah yang dinaiki adalah sepeda moto dengan kencang yang mungkin teman kami tidak sempat tidur dikarenakan kencang yang dikemudikan oleh abg sopir kami.

Setibanya kami di tempat dimana kampung tempat kami Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di dua kecamatan di Trumon teungah dan Trumon Dalam. Kebetulan tempat saya sendiri itu dimana pusat pembelanjaan itu kebetulan di desa kami KPM itu semuanya di desa kami.

Ada hal yang mengecewakan yaitu ketika sampai pengantaran kami di kampung kami yaitu pak keucik nya tidak ada dirumah. Mau tidak mau yaa kami tunggu sampai malam sekiranya pinggang kami kesakitan akibat menunggu terlalu lama pak keuchiknya datang.

Rasa kantuk pun tidak tertandingi mengisi penantian pak Keuchik yang kami tunggu, dan Alhamdulillah sekitaran jam 09:00 pak Keuchik pun sampai kerumah dan membincangkan permasalahan dimana kami harus tinggal atau menginap dalam 45 hari semasa KPM.

Wahhh,,,, disini nih yang tidak enak dimana perempuan menurut kami terlalu nyaman untuk tidur karna mereka mendapatkan kantor Keuchik untuk melakukan penginapan. Dan kami ditunjuk kantor pemuda tempat singgahan kami selama 45 hari selama KPM. 

Kantor pemuda itu sangat kotor. Bekas kendaraan yang dibuat untuk merayakan maulid nabi masih tersimpan dalam kantor kepemudaan itu. 

Setalah melihat-lihat kendaraan yang dibuat untuk merayakan maulid nabi, kami pun menaiki tangga untuk melihat kamar tempat kami istirahat. 

Satu persatu anak tangga kami lewati, sesampai diatas rupanya tidak kalah padatnya dari pada di bawah di bawah dipenuhi bekas kendaraan merayakan maulid nabi. Diatas dipenuhi barang-barang masakan yang sudah bertumpuk sejak lama.

Saya sendiri ketika melihat kamar yang kian angker dan cerita dari masyarakat sekitar enggan untuk tidur di tempat itu karna memang hati ketika menaiki tangga dan melihat kamar itu tidak sejalan dengan kemauan pak Keuchik.

Kamipun menuruni tangga dan segera bertemu Keuchik untuk menanyakan tempat lain. Seraya berharap semoga bapak Keuchik memberikan tempat yang baik dari pada tempat yang sudah kami liat tadi.

Tidak lama kami berbincang membicarakan tempat dimana kami istirahat selama KPM berjalan. Dan Alhamdulillah, pak Keuchik kami sangat baik dan bahkan melebihi ekspektasi kami. Beliau mengizinkan kami tidur dimana saja asalkan nyaman selama kami menjaga diri baik-baik dan tidak lupa untuk pulang.

Hari berlanjut dimana hari-hari kami sangatlah asik dimana desa yang kami tinggal memang tempat pusat pembelanjaan keperluan untuk makan dan keperluan lainnya. ada hal yang tidak asik yaitu kawan-kawan yang tidak sama kondisi dengan kami. 

Mereka mulai mengeluh karna kurangnya penduduk dikarenakan mereka dipelosok dan hanya sebagian yang dapat di pinggir jalan raya/ jalan nasional.. dan hal yang paling mereka bosankan yaitu ketidak adaan jaringan di kampung mereka.


Bersambung... !

Nantikan kelanjutannya 



Rabu, 18 Mei 2022

Desa Ladang Rimba, Kec. Trumon Tengah, Kab. Aceh Selatan

Catatan Juanda

Minggu, 16 Oktober 2022

Dia lebih mengenal diriku

Malam ini hujan teramat tidak menentu

Ketika dia menggambarkan tentang diriku

Diriku bingung, belum pernah ada orang yang mengenal baik diriku seluruh yang dituliskan di lembaran Juanda di kota juang

Teramat sedih, ketika dia mengkhawatirkan tentang diri ini


Aku berjalan dan bersembunyi di balik tabir kepalsuan

Biarlah orang lain menganggap aku tak apa

Dan aku sangat yakin dengan sikap kepalsuanku yang membuat orang lain tidak tahu betul tentang diriku

Tetapi pena itu menunjukkan bahwa ada seorang di semesta ini yang tahu betul tentang diri ini

Dia, dia yang membuatku semangat

Dan dia pula yang mengajariku perlahan apa arti perjuangan lewat semangat nya..

Tak perlu khawatirkan diri ini, kan ada doa disetiap waktu engkau sematkan di atas sajadah suci

Karna aku ingin, biarkan aku saja yang mengkhawatirkan dirimu...

Karna aku tak mau hilang semangatku yang ada pada dirimu

Meskipun jika suatu saat diri ini akan mendahului dirimu..


_*You are my spirit and only you are my smile*_

Sabtu, 15 Oktober 2022

Warung kopi punya cerita

Sebuah percakapan yang akan menjadi sejarah. Cerita ini di mulai di suatu warung kopi yang beralamatkan di desa Keude siblah kabupaten Aceh Barat Daya. Warung kopi itu bernama "wkwkwk land"

Percakapan ini dimulai antara saya dan bapak guru semasa Sekolah Menengah Atas (SMA). Percakapan itu di mulai ketika guruku memanggilku

 " Ehh,,, Riko.

Dimana kuliah sekarang ?. Tanya bapak,,,,

Di Padang meurante pak di kampus Muhammadiyah,. Jawabku,,

Udah semester berapa sekarang ?. Tanya bapak,,

Udah semester 7 pak. Jawabku,,

Haik,,,, kok bisa semester 7. Bukannya kamu kelulusan 17 ?. Tanya bapak,,,

Hehehe,, tawaku sembari menjawab "Kemaren sempat kuliah di UTU MBO pak. Karna tidak mendukung dengan ekonomi keluarga karna SPPnya terlalu tinggi maka saya memutuskan untuk mengakhiri kuliah saya

Oeh iyaya,,, sekarang udah KKP bukan ?. Tanya bapak,,

Iya pak, saya KKP nya di SMK N 1 Abdya. Jawabku ,,

Owalah, kenapa tidak di SMA kita aja ?. Tanya bapak,,

Kami diacak pak, kalau misalkan bisa dipilih saya akan memilih SMA yang pernah saya duduki. Jawabku,,

Tiba-tiba bapak memberikan saran di dalam bahasa Aceh,,, "nyan bek ganjee Lee, kah ronyan cit batat tat. Ngoen loen cit hantom katamong, lulus cit Hana mupu lulus kah ronyan, Nyan kajeut tinggai bak SMA". Saran bapak sesambil melihat saya dengan mata yang penuh harapan,,

Jawabku sambil tersenyum di dalam bahasa Aceh " oe2 pak, insyaallah jino kame'ubah. "

"Pajan-pajan kajak bak SMA, Na awak adek-adek nyan inan. Kah kalon-kalon cit awak nyan, karna kah alumni pertama bak SMA nyan". saran bapak di dalam bahasa Aceh,,

"Insyaallah pak, singoh akan kujak keunan... Jino cit Hana meteme Jak dikarenakan sibuk tat KKP dan kegiatan organisasi" jawabku sesambil ketawa,

Okelah pak Riko pamit dulu, karna kawan sudah menunggu di depan. Sambungku seraya bersalaman,

Oke ko, selamat lah dan sukses dan bek batat le nyan. Pinta bapak,,

Insyaallah pak. Jawabku dan pergi, "


Cerita Wkwkland, 12 Desember 2

                    Catatan_Juanda


Selasa, 11 Oktober 2022

Fikiran dan Catatan kotor


Hari ini saya merasa tidak enak badan setelah melakuka kegiatan panitia wisuda di Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aceh Barat Daya yang ke IX di gedung DPRK Abdya pada tanggal 11 Desember 2021.

Saya melihat banyak sekali perbedaan, saya melihat ejekan dari kejauhan sana yang mereka bergembira membacakan sebuah kalimat yang tertera di papan ucapan yang berisi tentang kaum ILEGAL. Katakanlah mereka yang dulu sempat dikatakan ILEGAL oleh pimpinan organisasi diatasnya. 

Saya melihat beberapa orang kebingungan yang cuman hanya ikutan saja, yaitu kebanyakan adik-adik yang tidak tahu apa-apa. Sempat merasa sedih ketika melihat persamaan yang selama ini pernah kami lakukan dan penyatuan kembali antara dua kubu tersebut... Untuk merajut kembali kesolidan yang sempat terputus oleh kepentingan yang keberpihakan kepada satu senior bukanlah hal yang mudah, kami melakukannya secara perlahan-lahan mencari celah demi celah.

Kami dibenci, dengan seraya mengajarkan imprealis kepada kader yang mencoba Kami rangkul kembali. Memang pilihan ada di tangan mereka,, akan tetapi sekarang jelas adanya perbedaan. Kami melihatnya sangat nyata, sehingga kami kesusahan untuk menyentuhnya.









Jika kita sering mendengar pidato ayahanda dan kanda-kanda, katakanlah pendahulu kita semua... mereka sering membuat kita terkesima akan sebuah ucapan " kita ini bersaudara, kita ini ikatan sakit satu sakit semua, kita ini sama, dan lain-lain " yang pada akhirnya itu jauh dari Expetasi kami semua...dan sekarang bagi saya itu "Kebohongan yang sangat nyata".

Jika ada seorang kader yang berbeda, tidak menutup kemungkinan dia akan di benci, kader harus memilih kata-kata yang bisa membuat senior terkesan dengan kami, begitu juga halnya kegiatan dan jalan kami.... Interpensi senior sangat kuat disini. Kami kurang menempatkan senior pada tempatnya,,

Jujur saja, perbedaan ini yang pada umumnya itu terkait kepentingan senior yang mungkin ada dendam di masa lampau,, kami juga melihat beberapa senior memainkan caranya sendiri, ada yang menggunakan kata kebenaran untuk mengelabui kami, dan ada yang menggunakan kata kesolidan... Dan itu berhasil, kami semua ditipu rame-rame..

Ada beberapa kader yang memiliki cara pandang yang berbeda, padahal itu adalah pandangannya yang harus di rangkul dan di cari tahu mengapa,, disini tidak, beberapa kader itu malah dimusuhi. Ketika kader itu memilih jalan tengah dikatakan tidak komitmen, padahal dia memiliki cara pandang dari sudut yang berbeda.

Kelompok terbagi dua, saya tidak tahu yang mana kelompok Borjuis. Atau mungkin dua-duanya Borjuis,,, 

Kami semakin kacau ketika adek-adek yang kami coba rangkul sekarang dengan mudah di tarik kembali. Kami sadar bahwa mereka tidak bisa terlepas dari situ, Ada bayangan kanda yang tidak bisa lepas di dalam menentuka pilihan ada perasaan yang tertunda dan ada kemauan yang tertunda. Sedikit demi sedikit, kemauan menjadi kepala sekarang bergeser sedikit demi sedikit menjadi ekor yang selalu mengikuti kepalanya yang di kedepankannya..

Saya tidak tahu sampai kapan ini berakhir, bagi saya selama kita mau maka kita bisa, selama kita bisa yang tidak memungkinkan akan menjadi nyata.

Kenapa kita tidak bisa merdeka secara berfikir dan bertindak ?, Kenapa harus selalu mengikuti senior ?, Kenapa menghambat fikiran kita semua ?, Yang nyatanya apa yang kita lakukan belum tentu salah. Ini organisasi milik siapa ? Senior ?... Bukankah kita pelakunya sekarang ? Sampai kapan kita menjadi ekor ?


Blangpidie, 13 Desember 2021, 17:49 Wib

                      Catatan Juanda

Sabtu, 08 Oktober 2022

Suara Malam

 Coretan tinta juanda...

Banyak sekali hal yang bisa dilakukan oleh pelajar agar tetap semangat dalam menggapai ilmu untuk menggapai asa, menggapai cita – cita.

Salah satu contohnya dengan membaca kata – kata bijak dari orang lain yang bisa menjadi motivasi besar dan menjadi acuan hidup terlebih dalam dunia belajar.

Nahh... bagi mahasiswa. Memiliki salah satu fungsi agen of change (agen perubahan) yang dimana mahasiswa hadir sebagai pewarna di tengah masyarakat. 

Menjadi garda terdepan ketika masyarakat kebingungan dan hilang arah...Akan tetapi sekarang sudah beda, mahasiswa tidak lagi seperti itu, mahasiswa yang dulunya mempunyai Idealisme yang kokoh. Sekarang hanyut bagaikan sungai tiada tepi.

Sejarah turunnya presiden Soeharto hanya menjadi kenangan saja dimasa lampau. Imprealis diciptakan sejak dini. Sehingga para mantan mahasiswa nantinya hanya menjadi pengangguran terdidik saja. Tidak berani berkata-kata, Takut akan kemungkaran. Meningkatkan ilmu jilat - menjilat, rela menjadi anjing bagi penguasa.. dan itu dipelihara sampai sekarang.

Semuanya dihiasi ambisi dan ego masing2 untuk melampiaskan rasa kecemburuan dan dendam pada satu orang. Yang merenggut mimpi semua orang yang berada di dalam di dalam nya (satu tujuan). Ini adalah kebiasaan buruk yang tak pernah berubah.

16 September 2021

"Kau dan aku"

Banyak orang yang ingin sepertimu di dunia ini. Terkadang kamu terlalu egois di dalam menentukan jalan hidupmu..

Kamu hanya butuh waktu untuk merubahnya. Ketahuilah,...kamu amat berharga. Yang gagal itu bukan masa depanmu, tapi rencanamu. !

Ayolah kawan, jangan mencoba membohongi dirimu lagi... Masa depan yang cerah menantikanmu diujung perjuanganmu. Dan jangan pernah lagi lari dari masalah. Sebab, kamu akan tangguh setelah kamu melewatkan banyak masalah di dalam hidupmu...

                         Blangpidie, 17 September 2021












  ~Suara~

Malam ini sunyi, Tidak seperti biasanya. tidak ada burung atau binatang lainnya yang menghiasi. Suara-suara yang biasanya menghiasi malam kini telah sirna. Tak ada kabar tentang itu. Semuanya terlihat baik-baik saja... Tapi saya yakin, Tuhan menciptakan suara itu untuk orang banyak dan saya tidak mau ganggu itu. Suara itu berhak memilih jalannya sendiri... Benar kata orang "kita harus merelakan sesuatu, meskipun sesuatu itu berharga sekalipun"... Mungkin ini persoalan waktu,... Saya cuman berharap, suara-suara malam itu dapat dikenang dan bermanfaat . Meskipun agak terdengar ngawur ^_^.


 Pena malam               

Catatan_Juanda

                                                           


Kamis, 06 Oktober 2022

Kos itu milik siapa

Kata orang kita harus bebas dan merdeka, harus menjadi pemikir dan bukan dipikir... Namun, beda dengan cerita satu ini. Sebelumnya saya ingin mengingatkan tentang tulisan saya yang kian kacau dan Mungkin cerita ini agak kesal bagi pembaca karna penulisnya tidak sebagus seorang fiersa Besari, Pramoedya ananta toer, Tan Malaka, Soe hok Gie dan para penulis lainnya.

Saya ingin menceritakan kegelisahan saya terhadap kawan-kawan saya yang satu kos dengan saya.

Kosnya sih sudah terkenal bagusnya, tapi sayang. Saya sendiri agak kebingungan terhadap teman-teman saya yang sering jumpa dengan penyewa kos lama dulu,, yaaa... Katakanlah dia pendahulu kos.

Riko Juanda
Ketua Umum PC IMM Abdya

Kawan-kawan saya sering ajak saya ke warung ngopi bersama pendahulu, yang katanya "kita coba cari solusi dan diskusi dengan pendahulu barulah nanti kita akan ketemu solusinya" yaudah aku ikut dari pada sendirian di kos.

Pas kewarung dan diskusi masalah mau buat apa dan permasalahan pendahulu menjawabnya dengan baik dan bisa meyakini teman saya. Nah,, setelah satu, dua dan kesekian kalinya lama-lama saya bingung ini jalannya kemana ya.,,,, Kok arah yang dia bawa ke arah pendahulu yang dulu. Saya sedikit merenung. Dalam fikiran terlintas "apakah dia sedang mencari keuntungan ?".

Apasih yang diinginkan, sehingga arah yang dibawa jauh dari pada larangan punya kos. Apakah kami selama ini hanya melakukan bukan atas niat kami ? Atau kami terlalu terkecimpung di dalam politik pemerasan keuntungan pendahulu?. 

Namanya kos sudah tentu memiliki peraturan yang ditetapkan. Semisal tidak boleh membawa lawan jenis kedalam kos, tidak boleh pulang terlalu larut, dan yang lain-lainnya..

Peraturan itu layaknya seperti buku yang disimpan rapi di dalam lemari yang tidak tersentuh sekalipun, demikian pula peraturan yang ada seperti formalitas semata.

Saya sendiri dilema akan hal ini, kita sebenarnya apa sih ? Kita ini siapa ? Siapa yang kita turuti ? Peraturan kos ? Atau peraturan pendahulu ?. Tentu yang namanya kos tentu ada peraturan yang ditetapkan seperti tidak boleh merusak apalagi diperjual belikan. jikalau kita sudah ada di dalamnya tentu harus patuh terhadap apa yang sudah ditentukan.

Hari demi hari berkelanjutan sebagai mana malam-malam sebelumnya. perbedaan mulai diciptakan. Saling menuduh mereka tidak benar dan terjadilah keributan sampai-sampai polisi dan tentara berada di depan kami dan melerai pertikaian yang terjadi.

Hal semakin aneh. Mungkin bagi yang sadar saja akan imprealis akal yang dilakukan pendahulu yang bukan lagi pemilik kos yang cuman pernah menyewanya. Seolah-olah ini adalah milik para terdahulu... Semua yang mau kita kerjakan itu kiblatnya ke pendahulu. Jika rusak kran atau airnya macet kita harus tanyakan ke pendahulu. Mau apa2 di kos harus tanyakan ke pendahulu.

Pertikaian yang terdahulu tidak terselesaikan sebagaimana semestinya. Dan ini disebabkan para pendahulu yang lama dengan pendahulu yang baru-baru ini meninggalkan kos yang kami tempati.

Ini sangat aneh, jauh dari kata bebas dan merdeka. sehingga dikte itu masih dianut kalangan orang yang menyewa kos. Kita ini siapa ? Kos nya milik siapa ? Kalo ada permasalahan kita harus kemana ? Kesiapa ?... 

Bibir yang tersenyum manis hanya dimiliki oleh pendahulu. Penyewa kos seperti alat yang digunakan untuk memperbaiki nasib,, ide yang kreatif seolah-olah terkubur dalam-dalam dan hanya akan menjadi simbol saja.


Kita ini aneh, kita terlalu dibanggakan dengan pujian dan sajian yang dihidangkan oleh pendahulu, sehingga kita lupa bagaimana membebaskan diri kita sendiri. Hal ini tidak akan pernah sirna ketika pemangku keuntungan tidak bisa kita lepaskan dan kita tempatkan ke tempatnya. 

Kau, aku dan kita semua terjerat bagaikan nyaring laba-laba. Dan kita sebagai jaringnya, laba-laba sebagai pendahulunya... Kita terlalu mengangungkan nama pembebasan yang nyatanya kita masih sebagai alat yang dipakai orang lain. Apapun yang kita lakukan di kos dan mau buat apa itu tergantung pendahulunya. Jikalau jangan yaa,, jangan !. Jikalau harus yaa,, harus !. Dan ini tidak terlepas dan akan begitu saja sampai kapanpun. Kemerdekaan fikiran dan tindakan hanyalah bahan untuk di diskusikan saja. Dan hanya akan menjadi kebohongan-kebohongan yang diulang-ulang saja. 

Kapan kita mulai ? Harus di mulai dari mana ? Itu tergantung kita... Apakah kita masih memikirkan tidak boleh atau boleh, tanpa ingin tahu ? Itu jawabannya ada di diri kita semua..

Dan,, saya yakin. Siapapun kamu,. Jikalau kamu menemukan kemerdekaan dirimu sendiri, maka kamu akan sukses dengan caramu sendiri..


Catatan Juanda

Lhueng Asan, Blangpidie, Kab. abdya

22 November 2022, 00:35 Wib

Biarkan Kami Berperan

 *Coretan Tinta,* Di tulis di_ Warkop Wkwkland. Rabu, 28 Agustus 2024._ "Merebut momentum, meretas zaman dan menduniakan kesadaran...