Jumat, 25 November 2022

" Bertahan "

Seorang anak yang mencoba merubah hidupnya. Meski, banyak orang yang mengatakan bahwa kita ini berbeda, mereka orang bisa. Kita bisa apa ?

Pandangan-pandangn semacam itu menjadi hantu di sepanjang perjalanan hidupnya. Seorang anak yang menjadi bahan lelucon temannya, seorang anak yang pernah dianggap sampah, seorang anak yang pernah diejek temannya, seoran anak yang tidak punya prestasi sedikitpun. Namun, takdir merubah hidupnya. Anak itu berteman dengan "proses". Siapa sangka orang semacam dia menjadi pemimpin orang-orang yang lebih darinya ? 

Anak itu bernama Juanda, kelahiran 1999 tepatnya di desa peunaga cut ujoeng, Nagan Raya. Teman-teman kampungnya sering menyapa dengan pangillan "wan" karna ibu Juanda memanggilnya dengan sebutan "Wanda". Wajar saja kita hidup bercultural, jadi nama Juanda diabadikan dengan sebutan "wan".

Cerita itu dimulai dari sini !..

Suatu hari saya bertanya tentang diri ini. Kenapa orang lain dengan begitu mudah untuk tampil di depan dan memberikan pandangan atau motivasi.

Saya dulu pernah berkata-kata bahwa saya tidak akan pernah bisa dengan apa yang mereka lakukan didepan saya, menjadi seorang motivator adalah hal yang luar biasa dalam diri saya sendiri. Namun, itu terkubur bagaikan mimpi yang tidak pernah hadir di dunia yang nyata.

Siang itu tepat pada pukul 14:00 di kampus STIT Muhammadiyah Aceh Barat Daya, saya duduk di lantai kedua diatas Micro Teaching. Dengan niat mencari udara yang segar dan mencari ketenangan sendirian. Namun tidak disengaja fikiran saya terlintas suatu tentang bagaimana dengan nasib diri saya sendiri karna teman-teman yang sering membersamai ke kampus sudah keluar semua. Bagaimana caranya saya akan betah dengan kondisi ini. Di satu sisi saya sendiri bingung mau keluar dari perkuliahan atau tidak. Karna saya sendiri tidak mungkin berjalan sendiri untuk menyelesaikan perkuliahan ini.

Saya rebahkan tubuhku sambil melihat ke langit. Seraya bertanya. Apakah ada peluang untuk saya bertahan di perkuliahan ini ?. Pertanyaan itu membuat mataku mulai berkaca-kaca mengingat pesan ibu yang merindukan anak pertamanya menjadi sarjana.

Kudengar lah suara di bawah sana yang mengisyaratkan bahwa mereka sedang bahagia, ku bangunkan diriku. Kulihat lah di sebuah bangunan (sekretariat PK IMM STIT) beberapa orang kader yang sedang membicarakan kegiatan. Tersadar, bahwa saya ini juga bagian dari mereka.

Kubaringkan kembali tubuhku di posisi semula. Mencoba berfikir untuk menemukan sebuah ide yang akan menuntun perjalanan kehidupanku suatu saat nanti. Saya akan mencoba melalaikan diri ini dengan kegiatan yang ada di organisasi dengan satu tujuan hanya untuk tidak pasrah lagi di dalam kondisi yang membuat saya hampir memutuskan perkuliahan ini.

Beberapa hari kemudian, kulihatlah sebuah pesan whats'up di hp ku. Menunjukkan bahwa besok akan dibuatkan rapat kepanitiaan kegiatan yang akan dilaksanakan beberapa hari kedepan. Kurenungilah sambil berfikir inilah waktunya saya memulai merubah kebiasaan saya.

Saya sendiri mencoba menyesuaikan lingkungan baru saya dengan coba diam dan memang tidak tahu apa-apa. Karna kebiasaan saya sendiri sangat berbeda dengan kebiasaan yang ada di organisasi. Suatu yang berat ketika saya memulai kebiasaan yang jauh dari pada kebiasaan yang saya jalani dulu.



Hari itu, Setelah rapat yang diselenggarakan saya mendapatkan satu pelajaran dimana orang-orang berbincang untuk kesuksesan suatu acara yang akan di buatkannya nanti. Setelah menghadiri rapat dan berbincang dengan senior saya pun langsung pulang, teringat cacing diperut sudah meminta jatahnya.

Malam itu saya mendapatkan satu panggilan dari abang senior di organisasi yang saya geluti tersebut untuk ngopi bersama di kedai kopi yang menjadi tempat dimana mereka sering berkumpul malamnya. Kuiyakan ajakan tersebut sembari mengingat lingkungan yang saya tempati saat ini adalah lingkungan yang membuat saya putus asa terhadap kuliah. Kucobalah aktif dalam organisasi dengan tujuan agar kuliah tetap bertahan, karna orang yang ada di organisasi itu mahasiswa juga. Berharap mahasiswa-mahasiswa itu akan menghiasi hari-hariku di perkuliahan. 

Berhari-hari dan berbulan-bulan saya menikmati proses yang hadir dalam kehidupan saya. Tampa saya sadari orang-orang mulai ketinggalan dengan diri saya . Seraya berkata berfikir saya mampu merubah diri saya walaupun hanya sedikit. Meskipun itu dulunya sangat dekat dengan kata mustahil.

Lama-kelamaan diri ini pun betah. Dan banyak hal juga terjadi selama berproses seperti pertikaian yang terjadi. Yang pada dulunya hanya mengikuti orang lain tanpa sadar hari ini telah menjadi pemain dari pada masalah yang di hadapi.

Banyak teman-teman yang tidak betah dan memilih untuk posisi aman. Namun saya coba bertahan dengan proses dan saya menikmatinya tampa melihat yang menghindar dari proses.

Kunikmatilah proses ini dan tanpa saya sadari bahwa Tuhan memberikan tanggung jawab yang sangat besar kepada saya untuk memimpin para kader yang ada di kabupaten ini. Apalagi mereka memiliki segudang prestasi di pendidikan. Apalah daya dengan diri ini seorang anak yang hobiannya berdiri di samping pagar pas sekolah.

Ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi saya. Karna saya yakin, semakin besar diri saya maka semakin besar juga masalah yang akan saya temui. Namun masalah itu bukan untuk ditakuti maupun dihindari, tetapi bagaimana cara kita menyelesaikannya dengan cara kita sendiri tanpa menghakimi orang lain dengan cara yang licik. berjalanlaj sesuai apa yang diperintahkan di dalam organisasi..

Tidak dipandang nilai apa yang telah kamu raih, tidak juga dipandang prestasi yang tinggi. Namun, ini berbicara tentang proses. Banyak orang yang keluar dari pada proses, dan sangat sedikit yang mau bertahan dengannya. Percaya atau tidaknya proses ini akan mengantarkanmu pada hal yang lebih baik lagi.. jangan pernah lagi berlari. Jujur saja, saya bangga menjadi bagian dari pada IMM. Karna IMM ini menyelamatkan kuliah saya dan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik dari pada sebelumnya..

Yang terburuk adalah kamu akan mengikutinya. Dan yang terbaik kami telah mengikutinya... Because you are the best !. Hanya dirimu saja. Karna, orang yang sukses adalah orang yang telah mempersiapkan pada hari ini. Jadikanlah yang terbaik meski orang lain menganggap dirinya terbaik. Kalahkanlah mereka di dalam proses .. bertahanlah dengannya !

Lhueng Asan, 18 November 2022

Catatan_Juanda






Minggu, 06 November 2022

" Pulang "

Sedari dulu saya suka berkeliling sore-sore. Eits,,, bukan berkeliling ke tempat orang ramai. Akan tetapi saya lebih sukanya berkeliling dan menyusuri tempat dimana saya bisa tenang. Dan kebiasaan itu sampai sekarang masih saya lakukan.

Banyak hal yang saya temui semasa mahasiswa ini, banyak teman-teman dengan gayanya sendiri yang selalu menganggap dirinya benar. Dan hal itu membuat saya berkeliling dengan kereta tua yang keluarga saya punya.

Sewaktu berkeliling dengan motor tua keluarga. banyak ketenangan yang saya temui diperjalanan, mulai melihat anak-anak berlari mengejar layangan yang jatuh, melihat anak remaja yang asik memainkan bola di tepi pantai, dan sembari pemandangan alam yang nan indah untuk di pandang beserta udara yang berasa kehangatan disepanjang jalan.

Dikarenakan waktu bermain-main sangatlah minim dikarenakan aktivitas KKP dan kegiatan organisasi , saya menyempatkan sepulang kuliah berkeliling dan menyusuri perkampungan yang sunyi,,, dimana pemandangan dan tempat yang saya telusuri berhak untuk mendapatkan ketenangan yang dirasakan oleh hati. 

pulang jalan kampung asoe Nangroe dan padang gelumpang sangat mengasikkan. Itu bukan karena saya takut razia yaaa,,,kwkwkw.

Akan tetapi melewati dua kampung itu sembari pulang kerumah adalah hal yang luar biasa menurut saya. 

Saya suka merenung sesambil menghirup udara segar di jalan yang melewati persawahan dan melihat masyarakat menanam padi dan membajak sawah milik mereka,,,

Sesambil melihat mereka, ada gunung yang menjulang tinggi yang menghiasi pemandangan yang kian elok di pandang,,,, Saya bersyukur kepada Tuhan telah memberikan saya kenikmatan yang tidak ternilai yang saya rasakan. Dan itu takkan pernah bisa kubalas dengan kata-kataku.

Saya dengan fikiran saya, saya manusia galau yang nyatanya para perempuan juga akan takut akan tingkah saya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan hengkangnya hubungan-hubungan yang dahulu. Tapi saya sering kebingungan. Walaupun saya sendiri bertingkah begitu. Namun, ada saja wanita yang menemani hari-hari saya dan ingin menghiasi hari-hari yang saya lalui. 

Manusia memang aneh, adakalanya kita kebingungan dengan tingkah manusia ini. Seandainya saja banyak manusia yang galau dimuka bumi ini. Pasti akan banyak perubahan yang terjadi.


Catatan Juanda, 26 November 2021, 18:25 Wib.


Sabtu, 05 November 2022

Kampung Pengabdian part 2



Malam ini tepatnya 23 Mei 2022 di kantor Keuchik desa ladang rimba dimana kami telah menemukan nomor salah satu pemuda di desa tersebut. Bagi kami ini adalah langkah awal untuk gerbang menuju berbaur dengan pemuda di desa tersebut. 

Saya pun memulai chat di WhatsApp dan Alhamdulillah beberapa pesan mulai menghiasi malam kami dan kesepakatan mulai kami sepakati untuk ngopi di desa tersebut setelah langsung menjemput kami di kantor Keuchik ladang rimba. 

Berbincang sesaat. tak lama berbincang kami langsung tancap gas menuju warung kopi dimana pemuda tersebut memang sering duduk. 

Setalah berbincang sesaat ada hal yang paling saya bosankan yaitu dimana mereka memulai kebiasaan mereka untuk memainkan game terfavorit mereka yaitu Mobil Legend (ML) dan Domino. Saya mulai bingung harus mau ngapain karna untuk memainkan game seperti mereka jaringan hp yang saya miliki tidak sebagus mereka.

Mau tidak mau, untuk mengatasi kebosanan saya mencoba memulai kebiasaan saya untuk menulis di catatan hp yang saya miliki untuk dapat mencurahkan isi hati dan mencoba mengabdikan fikiran di dalam tulisan yang nan kacau ini...

Setelah menulis, satu per satu pertanyaan saya liat mulai menuju ke saya yang baru saja menuliskan cerita malam ini.

Tersadar bahwa orang baru di kehidupan seseorang itu tidak semudah yang kita lakukan terhadap kebiasaan kita ketika ada orang baru yang kita sapa dan kita hargai. Mereka lebih memilih menyombongkan diri ketimbang menjadikan seseorang yang baru sebagai keluarga baru.

Kebiasaan ini saya yakini tidak akan berobah dan akan terus seperti ini sampai kapanpun. Selama mereka masih menutup diri mereka menjalankan budaya yang tidak pernah mau merubahnya sendiri.


Senin, 23 Mei 2022

Desa Ladang Rimba, Kec. Trumon Tengah, Kab. Aceh Selatan

Catatan Juanda

Jumat, 04 November 2022

"leader in the cloak of interest"

Kata orang,,, hanya yang buta yang tidak bisa melihat, kata orang,,, hanya yang tuli yang tidak bisa mendengar, benarkah itu... ?. 

Yakin dengan yang bisa melihat benar melihat ?, Yakin dengan yang bisa mendengar bisa mendengar ?. Aahhh,,, mungkin hanya otak saya saja yang penuh imajinasi yang fiksi...

Melihat keadaan yang penuh kesibukan, membuat saya bersemangat hari-harinya. tiap hari kuliah terasa amat capek. Apalagi ditambah jam kuliah yang bermesraan dengan tugas setiap harinya sudah tentu membuat otak Ling Lung dan kosong... Apalagi kantong yang ikut kosong. Waahhh,,,, parah !. Mati arah kita, kemana-mana harus mikir dulu.

Keadaan yang sibuk ini berkesampingan juga dengan kepasrahan saya kepada kawan-kawan yang satu organisasi dengan saya. Bagi saya mereka terlalu ego mementingkan dirinya sendiri, masalah uang, masalah kecemburuan, ingin di nomor satukan. Itu yang dia mau,, dari pertama dilantik menjadi pengurus cabang saya mencoba pasrah terhadap keadaan-keadaan waktu itu, saya coba mendewasakan diri saya. 

Tapi, lama-lama semakin saya tidak open malah menjadi-jadi, pergi muktamar itu hal yang saya ingat sampai hari ini. Hal dimana keterbukaan masalah uang tidak ada, saya sebagai sekretaris umum ditinggalkan.

Dibawakan lah orang terdekat dengan ketua sendiri, mereka mementingkan dirinya sendiri, bagi saya mereka cukup egois, beberapa kesempatan kalau masalah uang tidak ada keterbukaan. Saya kecewa, jikalau saja saya disuruh keluar,. Saya akan keluar.... Sudah lama saya pendam dan pada akhirnya saya tidak tahan, semakin saya tahan semakin menjadi-jadi.

Beberapa pertemuan saya menentang ketidak Adilan menurut saya, rapat yang dibuat langsung saya tentang perihal terkait penetapan ketua panitia. yang mana ketua panitia hanya itu saja yang di tunjuk, padahal itu orang yang sama yang di tunjuk pas acara kemaren. Bagi saya disini tidak adil, saya memikirkan begini "kok masalah kegiatan kami orang yang sama di tunjuk, yang pergi muktamar bersama ketua kemana?. Cari aman ?. Tugas bidangnya pun ngak jalan satupun!." Itu fikiran melonta-lonta di dalam kepala...



Ketidak Adilan sudah sangat nampak disini, yang menurut saya ini perlu dibedah. Semuanya terjadi karna ketua... Saran kami tidak diterima, kegiatan tidak dijalankan, yang kemaren asik perihal politik yang menguntungkan dirinya sendiri. Hanya ingin dilihat dirinya besar...

Sudah sebulan saya kurang ketemu dengan ketua, berapa kali di telvon saya tidak angkat. Berapa kali di chat sering cekcokan. Saya sengaja memang berseteru tanpa habis. 

Yang pertama saya ingin melihat seberapa pandai seorang ketua dapat menyentuh pengurus nya.. yang nyatanya benar yang saya fikirkan selama ini, ketua tidak bisa merangkul pengurus kembali. Apalagi yang ada di komisariat,,, wahhh,,,,, waaahhhh,,,, bisa difikirkan sendiri bagaimana.

Sempat merasa iri dengan kekompakan tetangga, mereka sering duduk bareng, sering berkumpul bareng, kegiatan yang dibuat selalu rame. Kita bisa apa ?, Kita bisa ngak ?

Kepengurusan sekarang bagi saya tidak lebih dari untuk kepentingan mereka, organisasi adalah alat untuk merenggut keuntungan mereka sendiri ! 


Blangpidie, 3 Januari 2022..

Catatan_Juanda..

Biarkan Kami Berperan

 *Coretan Tinta,* Di tulis di_ Warkop Wkwkland. Rabu, 28 Agustus 2024._ "Merebut momentum, meretas zaman dan menduniakan kesadaran...